BELA(H) DIRI
Karya : Khasanah Rahmawati
Adaptasi naskah monolog PRODO
IMITATIO Karya Arthur S Nalan
SEORANG LAKI-LAKI MUNCUL KE TENGAH PANGGUNG MEMAKAI BAJU SATPAM.
(BLACKOUT)
Segala sesuatu hanya ada karena uang
Segala sesuatu hanya ada karena uang
Segala sesuatu hanya ada karena uang
LAMPU MULAI MENYALA, SAMBIL MEMBAWA PERALATAN SATPAM
(BERTERIAK)
PENDIDIKAN INVESTASI PERADABAN!
PENDIDIKAN INVESTASI PERADABAN!
(SEMANGAT MENGGEBU-GEBU)
MELIHAT REKTOR DI DEPANNYA
SETELAH BERPIDATO
Sudah lama aku
bekerja dan mengenal Pak Prodo, rektorku yang aku banggakan di Universitas
Zuzulapan. Pak Prodo adalah orang yang dermawan, ia senang memberikan hadiah
untuk karyawannya. Contohnya sepatu ini, sepatu hitam gagah ini adalah
pemberian dari Pak Rektor. Dari pengalamanku bekerja sebelum di kampus ini,
rektorku yang dulu tidak sedermawan Pak Prodo, ia tidak pernah memberikan
hadiah pada para karyawannya. Selain itu banyak mahasiswa universitas tempat
bekerjaku dulu yang cerita padaku : mengeluhkan tugas kuliah, sistem KKN yang
tidak jelas, hingga stress karena tugas akhir, pokoknya semuanya serba
sulitlah. Akhirnya mereka menganggap pendidikan itu memberatkan.
Tapi kalau di
sini beda, aku sudah hafal betul dengan sistem perkuliahan di Universitas Zuzulapan.
Karena aku sendiri merasakan kuliah S1 di sini, ditawari langsung oleh
rektornya. Walaupun satpam, Pak Prodo tetap memperhatikan pendidikan
karyawannya. Semua karyawan di sini dikuliahkan oleh Pak Prodo. Kuliahnya menyenangkan
tanpa perlu bekerja keras, tidak perlu membawa buku-buku tebal, tidak ada
tugas, tidak perlu pusing, pokoknya tidak memberatkan sama sekali.
Kebijakan-kebijakan
cerdas yang Pak Prodo selalu menghasilkan sistem pendidikan yang efektif,
solutif, dan inovatif. Tidak membebani dan menyulitkan mahasiswanya.
Kalau jadi
karyawannya? Gaji lancar, gaya hidup meningkat, sejahtera, sehat, dan sentosa!
Kalau jadi
mahasiswanya? Senang, tenang, semua gampang.
Menarik bukan?
Ada yang berkenan? Kalau mau masuk Universitas Zuzulapan yang pusatnya di
Amarakua, bisa melaluiku, aku akan menghubungkan langsung pada Pak Prodo
Imitatio rektornya! Tidak ribet, proses cepet, sat set. Dijamin senang dan
sejahtera! (TERKEKEH)
Di negeri yang pendidikannya
berseri-seri ini, semua orang berlomba-lomba ingin jadi sarjana, doktor, profesor.
Orang-orang itu penuh nafsu pada gelar. Tentu untuk memperoleh gelar itu
sulit, harus bersusah payah, kerja keras, berkorban waktu, pikiran dan tenaga juga
uang.
Untung ada Pak
Prodo
Ya, dia adalah
Prodo Imitatio!
Salam
Imitatio! Viva Profesores Prodo!
Dewa penolong
yang siap memberi gelar dari S1-S2-S3, bisa apa saja dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya, semua menyangkut pemberian gelar diselesaikan dengan
sejumlah uang, lalu bisa wisudanya di hotel berbintang.
(TERKEKEH
SEPERTI KAMBING, MEMBERI HORMAT PADA PRODO, REKTORNYA)
TIBA-TIBA
TERDENGAR SUARA SIRINE POLISI DAN KETUKAN PINTU YANG KERAS. SUASANA BERUBAH, DIA
STRESS, KETAKUTAN, DAN MERINGKUK DI POJOK RUANGAN. KETIKA KETUKAN PINTU SUDAH BERULANG
KALI, IA BARU BERANI MEMBUKA PINTU.
(DIALOG DENGAN
POLISI IMAJINASI)
“Selamat siang,
Pak. Pak Rektor? Pak Prodo sedang pergi menjadi pembicara di Universitas lain. Maklumlah Pak, rektor terkenal (Tertawa)
Hah? Bagaimana Pak? Penangkapan bisnis jual beli gelar?”
Siang itu
dilakukan grebek besar-besaran kepada Pak rektor dan jajarannya di Universitas
Zuzulapan. Karena rupanya Menteri Pendidikan bekerjasama dengan kepolisian
untuk memberantas bisnis jual beli gelar kesarjanaan. Untung, saya tidak ikut
mendekam di penjara ditemani curut dan kecoa.
(BERGIDIK
MERINDING)
Pak Prodo memang telah melakukan
jual beli gelar. Ia menebar sarjana palsu di Manaboa ini. Tapi ia telah
menghasilkan lima puluh orang doktor, seratus lima puluh tujuh Master Bisnis
dan tiga ratus tiga puluh tiga sarjana berbagai bidang. Dia seorang
gembong bisnis jual beli gelar yang selama ini telah berhasil mewisuda
orang-orang penting di Manaboa ini dengan gelar-gelar imitasi. Di mana mereka yang membeli
gelar imitasi itu?
MEMBACA KORAN
“JUAL IJAZAH PALSU: Gubernur Ini
Ditawari Kuliah 6 Bulan Dapat Gelar Doktor”
"Dulu waktu saya di DPRM (Dewan
Perwakilan Rakyat Manaboa) tuh ada yang menawarkan gitu-gituan, ada kuliah enam
bulan, tapi sudah langsung S3," kata dia.
Dia setuju jika kasus pemalsuan ijazah itu ditangani di ranah hukum.
“Tentu saja masalah kriminal, seperti apa langkah-langkah penyelesaiannya itu
masuk ranah hukum, ranah kepolisian dan kejaksaan. Tapi, setuju untuk di usut
tuntas karena mencoreng wajah pendidikan kita”.
Dia berharap, kasus ijazah palsu
kali ini yang terakhir. “Mudah-mudahan jangan ada lagi,” katanya. University of
Zuzulapan menjadi sorotan terkait dengan dugaan jual-beli gelar. Kampus itu
difasilitasi oleh Lembaga Manajemen Internasional Manaboa yang memiliki
beberapa kampus di Amarakua, dan cabang lainnya. (TERTAWA)
(BERBISIK) Padahal gubernur itu
juga akhirnya mengambil tawaran itu, membeli gelar pada Pak Prodo, rupa-rupanya
sekarang ia sudah menjadi Gubernur. (BANGGA) Lihat sendiri kan, akhirnya
lulusan dari Universitas Zuzulapan ini banyak yang menjadi orang penting.
Mereka menjadi orang-orang penting
di Manaboa ini!
(BERDIRI DAN BERTERIAK-TERIAK)
Mereka menjadi orang-orang
penting di Manaboa ini!
(MARAH)
Seharusnya
yang ditangkap itu bukan penjualnya tapi pembelinya, bukan pelacurnya, tetapi
para hidung belangnya. Di negeri ini aneh, pelacur di tangkapi, dirazia
malam-malam, hidung belangnya dibiarkan bebas kemana-mana. Termasuk dalam
bisnis gelar ini, yang ditangkap malah penjualnya tetapi pembelinya dibiarkan
begitu saja tanpa sangsi apa-apa, bahkan akhirnya banyak yang jadi orang
penting.
(BERDIRI DAN
BERTERIAK-TERIAK)
Yang harus
ditangkap itu pembeli bukan penjual!
Yang harusnya
ditangkap itu pembeli bukan penjual!
Dampak dari
penangkapan Pak Prodo mengubah hidupku, aku di PHK karena bekerja dengan Prodo
Imitatio dan dianggap menjadi antek-antek yang membantu jual beli gelar
tersebut. Dari pengalaman kerjaku dengan Pak Prodo, aku susah mencari pekerjaan
banyak yang menolakku. Kini aku kesulitan, uang semakin menipis. Aku hanya
mendekam di ruangan 4 x 3 meter, melihat tambah anehnya negeri ini.
Tidak. Tentu,
aku tidak menyalahkan Pak Prodo, karena bisnis jual beli gelarnya tentu tidak
akan besar dan terkenal jika tidak banyak orang-orang yang nafsu pada gelar, selama
orang itu tidak butuh. Karena gelar memang dicari demi gengsi, diburu demi
sesuatu.
(TERKEKEH-KEKEH
SEPERTI KAMBING)
MELIHAT KECOA
DI SEKITAR RUANGANNYA. MENGAMATI DAN MENANGKAP KECOA TERSEBUT.
Sebagai
hiburan, (tertawa) curut dan kecoa suka ku kejar-kejar. Kecoa tidak kumatikan,
tapi kutangkap lalu kuperhatikan, luar biasa saudara-saudara. Makhluk
menjijikkan ini ternyata punya daya tahan hidup yang tinggi kalau tidak dibikin
mati. Dia akan tetap bertahan tanpa tahu waktu sudah berganti. Si kecoa ini,
aku beri nama si kepala baja, karena cerminan aku yang tengah menderita tetapi
harus bertahan hidup.
Sebagai mantan
pekerja Prodo, kecerdasannya mengalir padaku. Maka aku akan melestarikan
tradisi itu, tradisi raja dan penjajahan dulu berdasarkan sejarah.
(BERSENANDUNG)
Jadilah
bunglon jangan sapi
Sebab seekor
bunglon pandai baca situasi
Jadilah karet
jangan besi
Sebab yang
namanya karet paham kondisi
(MENGAMBIL
GAMBAR DARI KOPER, GAMBAR RAJA TENGAH MEMBERI GELAR PADA PENGIKUTNYA DALAM
SEBUAH UPACARA)
Lihat ini
baik-baik, dulu di zaman raja-raja hidup, sebagai penghargaan pada para
pengikutnya, dia memberikan gelar dan kedudukan. Para pengikutnya menjadi
hormat dan bermartabat.
(LALU
MENYIMPAN KEMBALI DAN MENGGANTI DENGAN GAMBAR YANG LAIN. GAMBAR BANGSA ASING
SEDANG MEMBERI GELAR PADA BUMIPUTRA)
Kemudian ini,
di masa penjajahan bangsa asing. Untuk menggoda para bumiputra supaya merasa
terhormat. Mereka memberi gelar pada siapa saja yang punya uang, gelar itu
melekat dan orang itu merasa menjadi bangsawan, menak, raden, padahal tidak.
Tradisi itu
harus dilestarikan, betul? Maka aku akan melanjutkan tradisi itu, tradisi Prodo
Imitatio, tradisi raja dan penjajah dulu untuk berbisnis.
MENGGESEKKAN
KEDUA TANGANNYA
Setelah
pendidikan menjadi kebutuhan di negeri yang pendidikannya berseri-seri ini,
sejumlah perguruan tinggi berdiri, program S1-S2-S3 pun banyak, ibaratnya
mendaki gunung tinggi dengan susah payah, peluang itu muncul bagiku. Meski
Prodo Imitatio telah ditangkap, aku dan kawan-kawan lain akan dengan gigih dan
bertahan dalam bisnis jual beli gelar ini secara sembunyi-sembunyi dan
kamuflase tinggi.
Bagiku
apalagi, kecoa si kepala baja itu membuat aku sadar dan belajar, bahwa gelar
akan terus diburu, sepanjang banyak orang memerlukan gelar tanpa harus susah
payah asalkan punya uang, bisnis itu tak kan mati. Karena uang adalah alat
pembeli gelar yang paling ampuh dan dahsyat. Seperti pelacuran, sepanjang masih
banyak laki-laki hidung belang mata bongsang bertandang ke sarang-sarang
kenikmatan ranjang itu, sepanjang itu juga bisnis esek-esek laku keras bak
kacang goreng.
MELAKUKAN
SULAPAN DARI SEBUAH KOTAK
Yok dibantu
yok
Simsalabim
jadi apa prok prok prok
Simsalabim
jadi apa prok prok prok
Jadi apa hayo?
Jadi apa?
TERKEKEH
SAMBIL MENUNJUKKAN UANG
Jadi uang
BLACK OUT
Aku mau pulang, aku mau pulang
Aku mau pulang dan membawa uang segudang… segudang…
uu… uang… uu…uang… (2x)
Referensi lagu :
Nak versi 2 – Iwan Fals Uang - Naif