Kamis, 13 Juli 2023

NASKAH UNSTRAT - "Bela(h) Diri"

 

BELA(H) DIRI

Karya : Khasanah Rahmawati

Adaptasi naskah monolog PRODO IMITATIO Karya Arthur S Nalan

           

SEORANG LAKI-LAKI MUNCUL  KE TENGAH PANGGUNG MEMAKAI BAJU SATPAM.

(BLACKOUT)

Segala sesuatu hanya ada karena uang

Segala sesuatu hanya ada karena uang

Segala sesuatu hanya ada karena uang

 

LAMPU MULAI MENYALA, SAMBIL MEMBAWA PERALATAN SATPAM  

(BERTERIAK)

PENDIDIKAN INVESTASI PERADABAN!

PENDIDIKAN INVESTASI PERADABAN!

(SEMANGAT MENGGEBU-GEBU)

MELIHAT REKTOR DI DEPANNYA SETELAH BERPIDATO

Sudah lama aku bekerja dan mengenal Pak Prodo, rektorku yang aku banggakan di Universitas Zuzulapan. Pak Prodo adalah orang yang dermawan, ia senang memberikan hadiah untuk karyawannya. Contohnya sepatu ini, sepatu hitam gagah ini adalah pemberian dari Pak Rektor. Dari pengalamanku bekerja sebelum di kampus ini, rektorku yang dulu tidak sedermawan Pak Prodo, ia tidak pernah memberikan hadiah pada para karyawannya. Selain itu banyak mahasiswa universitas tempat bekerjaku dulu yang cerita padaku : mengeluhkan tugas kuliah, sistem KKN yang tidak jelas, hingga stress karena tugas akhir, pokoknya semuanya serba sulitlah. Akhirnya mereka menganggap pendidikan itu memberatkan.

Tapi kalau di sini beda, aku sudah hafal betul dengan sistem perkuliahan di Universitas Zuzulapan. Karena aku sendiri merasakan kuliah S1 di sini, ditawari langsung oleh rektornya. Walaupun satpam, Pak Prodo tetap memperhatikan pendidikan karyawannya. Semua karyawan di sini dikuliahkan oleh Pak Prodo. Kuliahnya menyenangkan tanpa perlu bekerja keras, tidak perlu membawa buku-buku tebal, tidak ada tugas, tidak perlu pusing, pokoknya tidak memberatkan sama sekali.

Kebijakan-kebijakan cerdas yang Pak Prodo selalu menghasilkan sistem pendidikan yang efektif, solutif, dan inovatif. Tidak membebani dan menyulitkan mahasiswanya.

Kalau jadi karyawannya? Gaji lancar, gaya hidup meningkat, sejahtera, sehat, dan sentosa!

Kalau jadi mahasiswanya? Senang, tenang, semua gampang.

Menarik bukan? Ada yang berkenan? Kalau mau masuk Universitas Zuzulapan yang pusatnya di Amarakua, bisa melaluiku, aku akan menghubungkan langsung pada Pak Prodo Imitatio rektornya! Tidak ribet, proses cepet, sat set. Dijamin senang dan sejahtera! (TERKEKEH)

Di negeri yang pendidikannya berseri-seri ini, semua orang berlomba-lomba ingin jadi sarjana, doktor, profesor. Orang-orang itu penuh nafsu pada gelar. Tentu untuk memperoleh gelar itu sulit, harus bersusah payah, kerja keras, berkorban waktu, pikiran dan tenaga juga uang.

Untung ada Pak Prodo

Ya, dia adalah Prodo Imitatio!

Salam Imitatio! Viva Profesores Prodo!

Dewa penolong yang siap memberi gelar dari S1-S2-S3, bisa apa saja dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, semua menyangkut pemberian gelar diselesaikan dengan sejumlah uang, lalu bisa wisudanya di hotel berbintang.

(TERKEKEH SEPERTI KAMBING, MEMBERI HORMAT PADA PRODO, REKTORNYA)

TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA SIRINE POLISI DAN KETUKAN PINTU YANG KERAS. SUASANA BERUBAH, DIA STRESS, KETAKUTAN, DAN MERINGKUK DI POJOK RUANGAN. KETIKA KETUKAN PINTU SUDAH BERULANG KALI, IA BARU BERANI MEMBUKA PINTU.

(DIALOG DENGAN POLISI IMAJINASI)

“Selamat siang, Pak. Pak Rektor? Pak Prodo sedang pergi menjadi pembicara di Universitas  lain. Maklumlah Pak, rektor terkenal (Tertawa) Hah? Bagaimana Pak? Penangkapan bisnis jual beli gelar?”

Siang itu dilakukan grebek besar-besaran kepada Pak rektor dan jajarannya di Universitas Zuzulapan. Karena rupanya Menteri Pendidikan bekerjasama dengan kepolisian untuk memberantas bisnis jual beli gelar kesarjanaan. Untung, saya tidak ikut mendekam di penjara ditemani curut dan kecoa.

(BERGIDIK MERINDING)

Pak Prodo memang telah melakukan jual beli gelar. Ia menebar sarjana palsu di Manaboa ini. Tapi ia telah menghasilkan lima puluh orang doktor, seratus lima puluh tujuh Master Bisnis dan tiga ratus tiga puluh tiga sarjana berbagai bidang. Dia seorang gembong bisnis jual beli gelar yang selama ini telah berhasil mewisuda orang-orang penting di Manaboa ini dengan gelar-gelar imitasi. Di mana mereka yang membeli gelar imitasi itu?

MEMBACA KORAN

“JUAL IJAZAH PALSU: Gubernur Ini Ditawari Kuliah 6 Bulan Dapat Gelar Doktor”

"Dulu waktu saya di DPRM (Dewan Perwakilan Rakyat Manaboa) tuh ada yang menawarkan gitu-gituan, ada kuliah enam bulan, tapi sudah langsung S3," kata dia.  Dia setuju jika kasus pemalsuan ijazah itu ditangani di ranah hukum. “Tentu saja masalah kriminal, seperti apa langkah-langkah penyelesaiannya itu masuk ranah hukum, ranah kepolisian dan kejaksaan. Tapi, setuju untuk di usut tuntas karena mencoreng wajah pendidikan kita”.

Dia berharap, kasus ijazah palsu kali ini yang terakhir. “Mudah-mudahan jangan ada lagi,” katanya. University of Zuzulapan menjadi sorotan terkait dengan dugaan jual-beli gelar. Kampus itu difasilitasi oleh Lembaga Manajemen Internasional Manaboa yang memiliki beberapa kampus di Amarakua, dan cabang lainnya. (TERTAWA)

(BERBISIK) Padahal gubernur itu juga akhirnya mengambil tawaran itu, membeli gelar pada Pak Prodo, rupa-rupanya sekarang ia sudah menjadi Gubernur. (BANGGA) Lihat sendiri kan, akhirnya lulusan dari Universitas Zuzulapan ini banyak yang menjadi orang penting.

Mereka menjadi orang-orang penting di Manaboa ini!

(BERDIRI DAN BERTERIAK-TERIAK)

Mereka menjadi orang-orang penting di Manaboa ini!

(MARAH)

Seharusnya yang ditangkap itu bukan penjualnya tapi pembelinya, bukan pelacurnya, tetapi para hidung belangnya. Di negeri ini aneh, pelacur di tangkapi, dirazia malam-malam, hidung belangnya dibiarkan bebas kemana-mana. Termasuk dalam bisnis gelar ini, yang ditangkap malah penjualnya tetapi pembelinya dibiarkan begitu saja tanpa sangsi apa-apa, bahkan akhirnya banyak yang jadi orang penting.

(BERDIRI DAN BERTERIAK-TERIAK)

Yang harus ditangkap itu pembeli bukan penjual!

Yang harusnya ditangkap itu pembeli bukan penjual!

Dampak dari penangkapan Pak Prodo mengubah hidupku, aku di PHK karena bekerja dengan Prodo Imitatio dan dianggap menjadi antek-antek yang membantu jual beli gelar tersebut. Dari pengalaman kerjaku dengan Pak Prodo, aku susah mencari pekerjaan banyak yang menolakku. Kini aku kesulitan, uang semakin menipis. Aku hanya mendekam di ruangan 4 x 3 meter, melihat tambah anehnya negeri ini.

Tidak. Tentu, aku tidak menyalahkan Pak Prodo, karena bisnis jual beli gelarnya tentu tidak akan besar dan terkenal jika tidak banyak orang-orang yang nafsu pada gelar, selama orang itu tidak butuh. Karena gelar memang dicari demi gengsi, diburu demi sesuatu.

(TERKEKEH-KEKEH SEPERTI KAMBING)

MELIHAT KECOA DI SEKITAR RUANGANNYA. MENGAMATI DAN MENANGKAP KECOA TERSEBUT.

Sebagai hiburan, (tertawa) curut dan kecoa suka ku kejar-kejar. Kecoa tidak kumatikan, tapi kutangkap lalu kuperhatikan, luar biasa saudara-saudara. Makhluk menjijikkan ini ternyata punya daya tahan hidup yang tinggi kalau tidak dibikin mati. Dia akan tetap bertahan tanpa tahu waktu sudah berganti. Si kecoa ini, aku beri nama si kepala baja, karena cerminan aku yang tengah menderita tetapi harus bertahan hidup.

Sebagai mantan pekerja Prodo, kecerdasannya mengalir padaku. Maka aku akan melestarikan tradisi itu, tradisi raja dan penjajahan dulu berdasarkan sejarah.

(BERSENANDUNG)

Jadilah bunglon jangan sapi

Sebab seekor bunglon pandai baca situasi

Jadilah karet jangan besi

Sebab yang namanya karet paham kondisi

(MENGAMBIL GAMBAR DARI KOPER, GAMBAR RAJA TENGAH MEMBERI GELAR PADA PENGIKUTNYA DALAM SEBUAH UPACARA)

Lihat ini baik-baik, dulu di zaman raja-raja hidup, sebagai penghargaan pada para pengikutnya, dia memberikan gelar dan kedudukan. Para pengikutnya menjadi hormat dan bermartabat.

(LALU MENYIMPAN KEMBALI DAN MENGGANTI DENGAN GAMBAR YANG LAIN. GAMBAR BANGSA ASING SEDANG MEMBERI GELAR PADA BUMIPUTRA)

Kemudian ini, di masa penjajahan bangsa asing. Untuk menggoda para bumiputra supaya merasa terhormat. Mereka memberi gelar pada siapa saja yang punya uang, gelar itu melekat dan orang itu merasa menjadi bangsawan, menak, raden, padahal tidak.

Tradisi itu harus dilestarikan, betul? Maka aku akan melanjutkan tradisi itu, tradisi Prodo Imitatio, tradisi raja dan penjajah dulu untuk berbisnis.

MENGGESEKKAN KEDUA TANGANNYA

Setelah pendidikan menjadi kebutuhan di negeri yang pendidikannya berseri-seri ini, sejumlah perguruan tinggi berdiri, program S1-S2-S3 pun banyak, ibaratnya mendaki gunung tinggi dengan susah payah, peluang itu muncul bagiku. Meski Prodo Imitatio telah ditangkap, aku dan kawan-kawan lain akan dengan gigih dan bertahan dalam bisnis jual beli gelar ini secara sembunyi-sembunyi dan kamuflase tinggi.

Bagiku apalagi, kecoa si kepala baja itu membuat aku sadar dan belajar, bahwa gelar akan terus diburu, sepanjang banyak orang memerlukan gelar tanpa harus susah payah asalkan punya uang, bisnis itu tak kan mati. Karena uang adalah alat pembeli gelar yang paling ampuh dan dahsyat. Seperti pelacuran, sepanjang masih banyak laki-laki hidung belang mata bongsang bertandang ke sarang-sarang kenikmatan ranjang itu, sepanjang itu juga bisnis esek-esek laku keras bak kacang goreng.

MELAKUKAN SULAPAN DARI SEBUAH KOTAK

Yok dibantu yok

Simsalabim jadi apa prok prok prok

Simsalabim jadi apa prok prok prok

Jadi apa hayo?

Jadi apa?

TERKEKEH SAMBIL MENUNJUKKAN UANG

Jadi uang

BLACK OUT

Aku mau pulang, aku mau pulang

Aku mau pulang dan membawa uang segudang… segudang…

uu… uang… uu…uang… (2x)

Referensi lagu :

Nak versi 2 – Iwan Fals                  Uang - Naif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POPULER